Bertemu Bidadari

Bertemu Bidadari

Malam ini Si Dia berbaring di sebelahku. Terdengar bisikan ceritanya di telingga bahwa dia dulu sangat membenci aku. Setiap melihat, rasa muak ada di sanubarinya. Kami selalu barsaing diajang lomba prestasi siswa. Setiap ada even lomba yang jadi pemenang adalah muridku. Maklumlah dia mengajar di sekolah swasta yang kurang maju, jumlah siswanya sedikit, dan termasuk sekolah yang berstatus kurang. Sedangkan aku mengajar di sekolah swasta favorit dengan jumlah siswa 5 kali lipat dari sekolahnya. Rasa cemburu sosial nampak di wajahnya.

Pertama tahu, saya tidak begitu memperhatikannya. Maklumlah saat itu saya lagi menjabat waka kesiswaan jadi agak tidak tertarik dengan guru pinggiran (heeee somse abis : ) ). Akhirnya saat saya membuat program Try Out Olimpiade Sains Kuark dan harus keliling ke sekolah-sekolah swasta dengan tujuan mengantar undangan, jadi sering ketemua sama Si DIA. Begitu juga si DIA, sering juga bertandang ke sekolahku untuk mendaftar dan membeli majalah Sains Kuark.

Waktu terus mengalir ….

Akhirnya aku mulai tertarik dengan Si Dia karena jilbabnya panjang dan besar (heeeee …. cita-cita emang pingin cari yang jilbabnya besar dan panjang). Setelah berfikir agak lama dan menimbang data-data yang bisa saya rangkum, akhirnya dengan PeDe (percaya diri GUEDE) menelfonnya. Saat itu, saya langsung to the point ingin menyampaikan maksud melamar pekerjaan dia sebagai colon pendamping hidupku. Ingin pecah kepala ini mendengar jawabannya. Padahal prediksi awal melihat gelagat Si Dia, aku pastikan dia akan menerima. Eh ternyata salah 100 %. Dengan nada lembut dia menjawab “mohon maaf antum bukan tipe saya”. Ingin menangis rasanya 😦 😦 😆 . Dengan berat hati aku tutup HP dan meratapi diri.

Aktifitas hidup terus berlalu ….

Dua minggu aku meratapi diri, mencoba menilai sisi kekurangan. Satu persatu ku coba perbaiki. Malam itu aku memberanikan diri untuk menelfonnya. Lidah ini yang biasa mampu berkata seribu kalimat saat mengajar, tetapi menjadi kaku saat telefon diangkatnya. Dengan terbatah-batah aku mencoba membuka pembicaraan. Dia hanya menjawab dengan tenang “Jangan sering telefon, nanti menimbulkan fitnah”. Ku sempatkan bertanya sekali lagi tentang niat baikku. Si Dia menjawab “Bapak punya kelebihan-kelebihan yang saya suka, tapi mohon maaf saya ingin mencari ikhwan, Assalamualaikum ….”. Darah ini seolah berhenti mengalir, tulang terasa lemas, akupun terkulai di kursi tamu Direktur dan tidak bisa memejamkan mata hingga larut malam (maklum saat bujang jarang pulang dan tidur di kantor skul).

Hidup semakin gelap, cita-cita ingin mendapat dambaan hati jadi fatamorgana. Keinginan mendapat belahan jiwa soleha yang mampu mengingatkan saat lupa jadi hampa ….

Entah apa yang terjadi pada diriku saat itu. Hari Jum’at, sekitar pukul 10.00 siang, tanggal saya sudah lupa. Aku memberanikan diri datang ke sekolah tempat dia mengajar. Setibanya di sana, saya disambut sangat hormat oleh Ibu Kepala Sekolah (maklumlah orang penting dari sekolah favorit datang ke sekolah pinggiran heeeee ….. maaf bergurau). Saat itu saya mohon ijin untuk menemui Si Dia. Awalnya Si Dia tidak mau menemuiku. Tapi akhirnya dia mau juga. Kami duduk di teras kelas. Duduk berjauhan dan di antara kami ada murid kelas satu yang memang saya dudukkan di situ agar tidak kelihatan tabu dilihat banyak orang (kasian si anak tadi). Waktu itu saya hanya ingin kepastian untuk ketiga kalinya (ngeyel ………… 😦 😦 😦 ). Seperti disambar petir saya mendengar jawabannya. “Iya saya mau, asal ada beberapa syarat!”. Kepala agak puyeng mendengar kata-katanya. Saya seperti dalam mimpi. Setelah saya menyanggupi persyaratan, dia menyuruh saya segera datang ke ayahnya (abinya).

Malam itu aku datang ke rumahnya. Di sana sudah ditunggu ayah dan pamannya. Gemeteran kaki ini. Dialog yang panjang akhirnya membuahkan hasil bahwa saya harus segera menentukan tanggal lamaran dan pernikahan. Selang satu bulan kamipun akhirnya mengucapkan akad nikah disaksikan alam dan seisinya. Akhirnya aku menemukan bidadariku yang dulu aku cari.

Bidadari yang mampu memberikan semangat untuk lebih dekat kepada-Nya. Mengingatkan saat aku lalai. Bidadari yang mau melayani setiap detik perjalanan hidup ini. Bidadari yang mampu memberi dan mendidik anak-anak saya menjadi manusia yang dibanggakan Allah. Bidadari yang mau menerima segala kelemahan dan kekuranganku. Bidadari yang tak pernah meminta uang belanja meski dia tidak punya uang. Bidadari yang mampu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Bidadari yang mampu menciptakan baitijannati. Bidadari yang mampu menciptakan baitijannati. Bidadari yang mampu menciptakan baitijannati. Bidadari yang mampu menciptakan baitijannati …. Semoga Allah menjadikan keluarga kami terus barokah. Amiin

Tulisan ini dibuat untuk merayakan juga kebahagian saudara kami keluargazulfadhli

Recent Posts :

,

  1. #1 by kangmartho on 18 2011, 2011 - 20:19

    cerita yang menyentuh dan romantis sekali … jadi ingat jaman bujangansaya dulu ..bener kata orang jawa “Trisno jalaran soko kulino” juga kata orang betawi “kalo jodoh g akan kemane”. Smoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrohmah sampai kaken-kaken lan ninen-ninen Amien

    • #2 by bchree on 19 2011, 2011 - 05:16

      Amiin.terima kasih kang… wah kedatangan tamu agung juga nih, salam dari sy guru junior.

  2. #3 by rahmanwahyu on 16 2011, 2011 - 17:54

    Ini Admin sama Bchree sebagai siapa dalam lapak ini, biar jelas mengenalinya?
    Salam kenal !

    • #4 by bchree on 18 2011, 2011 - 14:41

      bchree = admin = 🙂

  3. #5 by rahmanwahyu on 15 2011, 2011 - 18:11

    Terus, semoga tetap kelihatan sebagai bidadari selamanya. 🙂

  4. #7 by Kakaakin on 15 2011, 2011 - 23:17

    Hmm… Saya juga sedang mencari ikhwan 😳

    • #8 by bchree on 16 2011, 2011 - 05:12

      sungguh ta mbak?
      kami turut berdoa, semoga segera diberi rahmat_nya. Amiin

  5. #9 by bintangzohra on 15 2011, 2011 - 21:00

    this is call ‘ never say die’…..
    semuga diberkati Allah,
    di tempat saya tidak ada hari libur pada hari maulid Nabi saw.

    • #10 by bchree on 15 2011, 2011 - 21:25

      trims doanya bun
      oh iya, hanya indonesia saja ya yang memperingati maulid nabi jadi lupa ….. 🙂 😳

  6. #11 by dheeasy on 14 2011, 2011 - 12:03

    Subhanallah… saya baca ini sambil iri campur berdo’a semoga pernikahan ini selalu diberikan keberkahan oleh Allah… Amin…

    • #12 by admin on 14 2011, 2011 - 21:16

      terima kasih mbak dheeasy, teriring doaku semoga embak segera menyusul dan mendapat suami ahli surga. Amiin

  7. #13 by indahnyahidupku on 14 2011, 2011 - 10:57

    Subhanallaahh…istrinya cantik sekalii…benar2 bidadari itu mah…

    huhuhuu…pengennya indah bisa jadi bidadarii.. :mrgreen: 😳

    • #14 by bchree on 14 2011, 2011 - 11:07

      🙂 indah juga cantik juga loe …. 😳 🙂
      terima kasih :mrgreen:
      ini narcise banget ya …. kalau tahu orangnya bakalan tidak diijini heeee

  8. #15 by sedjatee on 14 2011, 2011 - 07:43

    selamat merayakan cinta dengan bidadarinya
    semoga menjadi cinta yang berkah, cinta yang abadi
    salam sukses..

    sedj

  9. #17 by Susan Noerina on 14 2011, 2011 - 04:52

    Aslkm. Salam kenal Pak. Terima kasih udah berpartisipasi dalam kuis kami. Sudah dicatat sebagai peserta.

    Waaaahhh, ceritanya sangat romantis Pak. Perjuangan Bapak alhamdulillah berhasil, dan mendapatkan bidadari seperti yang Bapak impikan. Semoga langgeng terus yah Pak pernikahannya dan selalu dilindungi Allah SWT.

    Hehehe, jadi inget saya pun dengan Ayah Zahia ga pake acar pacaran Pak (walopun saya waktu itu bukan akhwat dengan jilbab besar_masih dalam tahap hijrah hehehe). Abang kirim imel melamar saya, saya sholat istikharah selama 1 bulan alhamdulillah ada jawaban. Kami menikah 3 bulan kemudian. Sesuai sama yang saya cita2kan Pak pengennya menikah tanpa pacaran 🙂

    Oya, kalau boleh tau nama Ibu siapa yah? Karena tanggal 19 akan ada pengumuman nama peserta kuis (pengumuman pemenangnya tanggal 26).

    Salam kenal untuk Ibu yaaaa Pak 🙂

    • #18 by bchree on 14 2011, 2011 - 05:33

      waalaikum salam ….senang mengenal bunda susan
      seneng juga nikah tidak pacaran dulu, sehingga setelah akad bisa pacaran heeeee 🙂 🙂 dan surprise 😆
      cerita bunda juga menarik loooooo 🙂
      nama Ibu HIKMAH SAKINA
      keluarga ibu semoga barokah
      lombanya semoga sukses …
      salam dari Lumajang, Jawatimur, Indonesia

Tinggalkan komentar